Ngasa di Jakarta, Pusat Kebudayaan Korea

Pusat Kebudayaan Korea di Indonesia

Pernahkah kamu mendengar orang menyebutkan pusat kebudayaan Korea? Pusat Kebudayaan Korea (Korean Cultural Center) adalah suatu tempat yang diselenggarakan, disponsori, atau didukung oleh pemerintah Korea untuk memperkenalkan kebudayaan Korea di seluruh penjuru dunia. Seluruh penjuru dunia, apa tidak berlebihan menyebutnya? Tidak, karena memang Pusat Kebudayaan Korea ini dibentuk di berbagai negara di berbagai belahan dunia. Hingga blog ini ditulis, sudah ada 29 Pusat Kebudayaan Korea di 26 negara. Dan Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki Pusat Kebudayaan Korea!

Pusat Kebudayaan Korea di Indonesia (Korean Cultural Center Indonesia) atau biasa disingkat KCCI saat ini hanya ada di Jakarta saja, yakni di gedung Equity Tower lt. 17 SCBD Jakarta Selatan. Kawasan di Jakarta Selatan, atau tepatnya di seputaran wilayah Sudirman, Prapanca, Wolter Monginsidi, Kemang, Dharmawangsa dan sekitarnya memang merupakan daerah yang banyak terdapat masyarakat Korea. Di seputaran daerah ini kamu bisa menemukan banyak restoran Korea dan supermarket Korea. Jadi tak heran apabila Pusat Kebudayaan Korea pun dibuka di dekat sini.

KCCI buka setiap hari Senin sampai Jumat pukul 09.00 hingga 17.00, dan Sabtu pukul 09.00 hingga 13.00. Kalau kamu hanya ingin sekedar berkunjung, kamu bisa datang kapan saja di waktu-waktu tersebut. Tapi kalau ingin sesuatu yang lebih, coba datang pada hari Sabtu karena biasanya kegiatan-kegiatan yang diadakan di KCCI berlangsung di hari Sabtu. Atau cek situs Pusat Kebudayaan Korea Indonesia maupun laman Facebooknya untuk melihat kegiatan apa saja yang sedang berlangsung maupun yang akan datang.

Salah satu hari yang tidak aku rekomendasikan adalah hari pertama pembukaan pameran, kalau tujuan kamu berkunjung adalah untuk tur. Karena pada hari tersebut biasanya KCCI akan penuh sesak oleh para tamu undangan dan papan bunga ucapan selamat memenuhi seluruh sudut ruangan.

Transportasi ke Pusat Kebudayaan Korea Indonesia

Pusat Kebudayaan Korea di Indonesia (KCCI) dapat dicapai dengan menggunakan beberapa alternatif transportasi. Apabila menggunakan jaringan Bus Transjakarta, bisa menaiki Bus di koridor 1, 3A atau 2A dan turun di halte Polda Metro Jaya. Dari halte Polda Metro Jaya KCCI dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jalur pejalan kaki yang aku suka adalah melalui terowongan menuju Mall Pacific Place. Dari Pacific Place barulah naik ke lobi utara dan menyeberang ke Equity Tower. Dengan melalui jalur ini aku bisa terhindar dari teriknya matahari maupun hujan.

Apabila menggunakan transportasi kereta listrik atau KRL, bisa turun di stasiun Sudirman, lalu diteruskan dengan menaiki bus Transjakarta di halte Dukuh Atas 1 yang tak jauh dari stasiun. Di halte Dukuh Atas 1, ambillah bus yang menuju ke arah Blok M, dan turun di halte Polda Metro Jaya.

Alternatif lainnya, yaitu dengan menggunakan taksi, Gojek, Grab, atau Uber. Mudah dan langsung sampai di tujuan tanpa perlu berjalan kaki!

Berkunjung ke Pusat Kebudayaan Korea di Indonesia

Sebenarnya aku pertama kali berkunjung ke tempat ini pada awal tahun 2014, dan mengunjungi tempat ini hampir setiap minggu untuk belajar bahasa Korea. Namun aku belum pernah menuliskan ulasannya di blog ini. Jadi sekarang aku ingin menulis seperti apa pusat kebudayaan ini serta apa saja yang bisa kita lakukan di sana.

Karena gedung Equity Tower ini merupakan gedung perkantoran yang bisa dibilang high-end, maka saat pertama kali masuk ke dalam gedung setiap pengunjung harus melalui mesin pemindai layaknya di bandara. Tapi tak perlu sampai melepas ikat pinggang dan benda logam, hanya cukup menaruh tas di alat pemindai untuk pemeriksaan. Tak usah khawatir selama kamu tak membawa senjata api, senjata tajam, atau bahan peledak. Lah tujuan kita ke sana kan untuk mengunjungi Pusat Kebudayaan Korea.

Setelah melewati bagian keamanan, aku perlu menghampiri konter pengunjung. Konter pengunjung terletak di sebelah kanan lift, sedangkan konter sebelah kiri merupakan konter informasi. Di konter pengunjung biasanya petugas yang berjaga akan menanyakan perusahaan yang dituju atau maksud kedatangan, lalu meminta aku untuk mengisi buku tamu dan memberikan kartu pengenal (KTP, SIM, Paspor, atau Kartu Pelajar) untuk ditukar dengan kartu pengunjung. Kartu pengunjung ini merupakan kartu akses untuk menuju lift. Jadi tanpa kartu ini kamu tidak bisa naik ke lantai 17 di mana KCCI berada. Entah karena begitu seringnya aku datang kemari (padahal hanya dua kali seminggu jika dibandingkan dengan ribuan orang yang keluar masuk gedung dan mengisi buku tamu setiap harinya) sampai-sampai ada satu Mbak petugas gedung di sana ingat betul apabila aku datang, sudah tidak lagi ditanya mau ke mana, lantai berapa, dan dalam rangka apa. “Wah rajin betul ya. Masih les bahasa Korea?” ujarnya seraya melempar senyum. “Iya, masih. Baru mulai lagi term baru.” jawabku. Wah dia perhatian amat ya sampai ingat begitu. Atau jangan jangan.. ge-er

OK lanjut. Di gedung ini terdapat dua area lift, yakni lift khusus untuk lantai rendah, dan lift untuk lantai tinggi. Ambillah lift untuk lantai rendah yang letaknya lebih dekat dengan pintu masuk. Lantas aku naik ke lantai 17.

Selamat datang di Pusat Kebudayaan Korea!

Di pintu masuk aku disambut dengan tiang besar bertuliskan 한국문화원 (Pusat Kebudayaan Korea). Tepat setelah pintu masuk, adalah konter resepsionis. Di konter ini ada buku tamu untuk diisi, juga ada brosur, majalah (antara lain Kiwi Project dan Agra Food), maupun koran yang boleh diambil cuma-cuma jika berminat. Bukan hanya brosur seputar Korea saja yang ditempatkan di sini, terkadang Pusat Kebudayaan antar negara saling bertukar brosur jika ada mengadakan kegiatan. Aku pernah juga menjumpai brosur kegiatan yang diadakan oleh Pusat Kebudayaan Perancis di sini.

Apakah aku sudah menyebutkan kalau tepat setelah pintu masuk ini merupakan konter resepsionis? Kalau ada pertanyaan seputar kegiatan yang diadakan di KCCI, atau seputar kelas bahasa Korea maupun TOPIK (tes keterampilan berbahasa Korea, semacam TOEFL) bisa ditanyakan kepada petugas resepsionis. Umumnya staf yang berjaga di konter resepsionis adalah orang Indonesia. Jadi tak perlu bingung kalau kamu tak bisa berbahasa Korea.

Fasilitas di Pusat Kebudayaan Korea Indonesia

Berjalan ke sebelah kiri aku mendapatkan Multifunction Hall. Multifunction Hall ini digunakan untuk mengadakan berbagai kegiatan seperti pameran kesenian dan kebudayaan, acara perayaan hari-hari besar di Korea, workshop maupun coba memakai hanbok, dan sebagainya. Tahun ini aku ikut dalam acara perayaan Black Day (블랙데이), perayaan bulan purnama pertama atau Jeongwol Daeboreum (정월 대보름), dan Social Market. Banyak acara perayaan di Korea yang melibatkan makanan. Makanan dan minuman yang disediakan untuk acara di sini disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang memeluk agama Islam. Kamu bisa menanyakan apakah makanan atau minuman tertentu itu halal. Atau staf KCCI pun menjelaskan kalau makanan atau minuman yang disediakan di sini berbeda dengan tradisi di Korea karena diganti dengan menu yang halal.

Ke sebelah kanan dari pintu masuk aku bisa melihat Perpustakaan (도서관), ruang Multimedia, dan ruang Kelas. Perpustakaan ini terbuka untuk umum. Kamu bisa mendaftar sebagai anggota untuk meminjam buku maupun CD/DVD Korea. Di sini kamu juga bisa membawa pulang majalah-majalah terbitan lama secara cuma-cuma jika masih ada. Buku-buku yang tersedia mulai dari buku bahasa, sejarah, hingga novel dan komik. Ada pula CD lagu dan DVD film maupun drama Korea.

Ruang multimedia biasanya digunakan oleh murid-murid yang sedang menunggu kelas bahasa dimulai. Di sini ada beberapa TV yang masing-masing menyiarkan saluran TV Arirang, KBS World, serta TV yang menyiarkan rekaman seputar budaya Korea dan K-pop. Kalau kamu penggemar musik K-pop, jangan lewatkan kesempatan untuk menonton music video (MV) artis favorit kamu di televisi 3D. MV yang diputar sama seperti yang bisa kamu tonton di YouTube, tetapi dalam format 3D. Kacamata 3D bisa dipinjam di resepsionis.

Di KCCI terdapat tiga kelas dan satu ruang rapat yang sekaligus difungsikan sebagai kelas. Setiap kelas memiliki ukuran dan kapasitas yang berbeda. Biasanya kelas bahasa level awal akan menempati kelas yang lebih besar karena pendaftarnya yang banyak. Kelas level atas mungkin akan mendapat ruang kelas yang lebih kecil karena pendaftarnya yang cenderung lebih sedikit. Teman-teman yang pernah sekelas dengan aku di kelas sebelumnya pun tidak sedikit yang tidak melanjutkan ke level berikutnya karena alasan kesibukan, ujian atau skripsi, pekerjaan, atau malah sudah berangkat ke Korea.

Kalau ada kesempatan untuk ke Jakarta, aku akan menyempatkan diri untuk mampir lagi ke Pusat Kebudayaan Korea Indonesia!